Karena sering menangis, banyak orangtua kerap mengecap sang buah hati sebagai “anak cengeng”. Padahal, anak sering menangis bisa menjadi cara mereka berkomunikasi untuk menjelaskan apa yang sedang dirasakannya. Termasuk salah satunya memberi tahu bahwa anak sedang mengalami stres dan tidak nyaman.
Anak sering menangis atau cengeng kerap membuat orangtua bingung dan frustasi. Apalagi kalau si kecil belum bisa berbicara jelas, dan memberi tahu alasan mereka sering menangis. Lantas, apakah anak sering menangis adalah hal wajar?
Sebenarnya, menangis sesekali adalah hal wajar. Mengingat, anak masih dalam tahap belajar mengenal emosi. Beda cerita kalau si kecil terlalu sering menangis atau bahkan cenderung cengeng.
Mengutip dari Hellosehat, menurut Hand in Hand Parenting: tangisan, rengekan, atau bahkan anak mengalami tantrum adalah tanda mereka merasa sendiri. Di sisi lain, anak sering menangis juga bisa disebabkan karena beberapa hal. Seperti lapar, lelah, atau sedang mengalami stres.
Supaya tidak bingung, ketahui 6 penyebab anak sering menangis yang umum terjadi:
Lapar
Apabila sudah bisa berbicara dengan jelas, anak mungkin dapat menyampaikan kepada Mama Papa jika mereka lapar. Sebaliknya, apabila si kecil belum bisa berbicara dengan jelas, terkadang menangis menjadi cara untuk memberi tahu jika mereka lapar dan ingin makan sesuatu.
Baca Juga: 8 Tanda Bayi Lapar dan Ingin Menyusu, Mama Wajib Tahu!
Lelah
Si kecil mendadak menangis dan rewel setelah seharian diajak jalan-jalan? Jangan langsung dimarahi dan menyebutnya sebagai “anak cengeng”. Sebab, bisa saja penyebab anak sering menangis karena merasa lelah dan mengantuk.
Saking lelahnya, terkadang tangisan anak akan diiringi dengan perilaku-perilaku irasional. Seperti susah diberi tahu, semakin berteriak sebagai tanda penolakan, dan mengamuk. Kalau sudah begini, mau tidak mau Mama Papa harus segera membawa si kecil ke tempat yang tenang untuk tidur dan beristirahat.
Mencari perhatian
Ada kalanya anak merasa jika air mata menjadi salah satu cara ampuh untuk menarik perhatian orangtua. Itu mengapa, tidak jarang anak sering menangis hanya untuk mendapatkan perhatian dari kedua orangtuanya. Bahkan, tidak jarang tangisan anak adalah “senjata” agar keinginannya dituruti.
Bukan dengan memaksa anak berhenti menangis. Cara paling tepat mengatasi anak sering menangis karena mencari perhatian adalah berusaha cuek. Cobalah untuk tidak melakukan kontak mata, agar si kecil paham jika tangisan bukan cara yang tepat untuk menarik perhatian orangtua.
Saat si kecil sudah tenang, Mama Papa bisa menjelaskan kepada si kecil jika menangis bukanlah cara yang tepat untuk mendapatkan perhatian. Kemudian, pastikan untuk tetap meluangkan waktu bersama si kecil. Agar mereka merasa diperhatikan, disayang, dan tidak sendirian.
Baca Juga: 5 Tanda Anak Merasa Kesepian, Orangtua Harus Peka!
Ingin sesuatu
Sebagian orangtua pastinya pernah pusing menghadapi anak sering menangis karena keinginannya tidak dituruti. Sebenarnya, ini merupakan hal yang cukup umum terjadi di kalangan balita.
Mengingat, di tahapan usianya saat ini, anak belum mengetahui perbedaan antara kebutuhan dan keinginan. Akibatnya, anak akan terus menangis sebagai bentuk “protes” agar keinginannya dituruti.
Stimulasi berlebih
Stimulasi berlebih menyebabkan si kecil kelelahan dan sering menangis. Penting dipahami, stimulasi berlebih tidak sekadar terlalu banyak permainan dan belajar bersama. Tapi juga karena faktor lingkungan yang tidak mendukung.
Apabila dirasa anak kelalahan karena kondisi lingkungan yang terlalu ramai. Mama Papa bisa bawa si kecil ke tempat yang lebih sepi untuk menenangkan mereka. Kemudian, peluk dan beri perhatian pada anak agar mereka merasa tenang.
Stres
Bukan hanya orang dewasa, anak juga bisa mengalami stres. Tidak jarang, stres yang dialami si kecil kerap membuat mereka semakin sering menangis. Lantas, apa penyebab anak mengalami stres?
Tanpa disadari, ada beberapa kondisi yang menyebabkan si kecil rentan stres dan sering menangis. Mulai dari jadwal yang terlalu padat, tidak memiliki waktu untuk istirahat dan bermain, serta sering melihat pertengkaran orangtua di rumah.
Tentunya stres pada anak bukanlah masalah yang bisa dianggap remeh. Stres yang berkepanjangan dapat menyebabkan anak mengalami masalah psikologis. Seperti gangguan kecemasan, deresi, hingga berisiko memiliki perilaku menyakiti diri sendiri (self harm).
Perlu diingat kembali, apabila frekuensi menangis anak terus meningkat, dan semakin sulit ditenangkan. Disarankan segera berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater untuk mencari tahu penyebab anak sering menangis. Sehingga, nantinya Mama Papa bisa segera mendapatkan penanganan terbaik.
Itulah beberapa penyebab anak kerap menangis yang perlu Mama Papa perhatikan.
Baca Juga: 7 Tanda Stres pada Anak yang Harus Dikenali Sejak Dini