Pekerja Keras Vs. Workaholic, Kamu Termasuk yang Mana?Pekerja Keras Vs. Workaholic, Kamu Termasuk yang Mana?Pekerja Keras Vs. Workaholic, Kamu Termasuk yang Mana?Pekerja Keras Vs. Workaholic, Kamu Termasuk yang Mana?
  • HOME
  • KESEHATAN
  • HUNIAN
  • ENTERTAINMENT
  • KEUANGAN
  • PSIKOLOGI
✕

Pekerja Keras Vs. Workaholic, Kamu Termasuk yang Mana?

April 15, 2020
Cara Fokus

Sumber: Freepik.com/pressfoto

Coba kamu cek sistem kerjamu selama ini. Apakah bekerja secara sehat atau justru sebaliknya? Bisa saja selama ini kamu justru menjadi workaholic yang nggak sehat, nih. Yuk cari tahu perbedaannya di sini.

Kalian pasti kerap mendengar istilah workaholic dan pekerja keras. Banyak yang mengira, antara keduanya memiliki arti yang sama. Padahal aslinya ada perbedaan yang sangat mencolok di antara dua hal itu. Nah, buat yang masih bingung kamu masuk kategori mana, simak empat perbedaan antara workaholic dan pekerja keras. Jangan sampai terbalik, ya!

Waktu bekerja

Biasanya, seseorang pekerja keras selalu memenuhi waktu kerja sesuai kewajibannya. Misalnya, dalam sehari bekerja selama 9 jam per hari, maka Ia akan berusaha untuk menepati hal itu. Kebiasaan yang teratur ini membuat setiap kewajiban lain yang dimiliki dapat tetap berjalan.

Berkebalikan dengan pekerja keras, workaholic akan terus bekerja tanpa memandang waktu. Seorang workaholic selalu menghabiskan waktunya dalam bekerja. Bahkan, tidak jarang mereka bekerja lebih dari jam yang diberikan. Hal ini kemudian juga akan berdampak pada kesehariannya. Salah satunya termasuk kewajiban lainnya yang mungkin terbengkalai.

Tidak ada batasan bekerja

Berkaitan dengan waktu bekerja, seorang pekerja keras akan tetap memikirkan batasan-batasan kerjanya. Masalah satu contohnya adalah saat hari libur. Di hari libur, seorang pekerja keras tetap akan memanfaatkan waktunya untuk beristirahat. Tujuannya adalah agar di hari saat masuk kerja, performanya tidak menurun dan tetap dapat menjaga kesehatannya.

Berbanding terbalik dengan pekerja keras, seorang workaholic justru akan merasa gelisah jika libur dan tidak ada pekerjaan. Bukannya beristirahat dan memanfaatkan waktu untuk refreshing, Ia justru akan mencari pekerjaan yang bisa dilakukan. Akibatnya, performa pekerjaannya bisa saja menurun dan tidak maksimal ke depannya.

Baca Juga: Tips Atasi Bosan Saat WFH, Dijamin Kerjaan Tetap Lancar

Efektivitas dan efisiensi dalam bekerja

Setiap orang pastinya selalu mengerjakan pekerjaannya dengan maksimal. Jadi sebenarnya tidak ada yang dapat dikategorikan jelek dan bagus. Hanya saja, ada perbedaan hasil pekerjaan antara pekerja keras dengan workaholic. Bukan dalam artian jelek dan bagus, namun pekerja keras akan memiliki hasil yang lebih baik.

Anggaplah ada pekerjaan yang harus diselesaikan dalam seminggu. Pekerja keras akan berusaha sebaik mungkin tanpa harus mengorbankan jam-jam kesehariannya hanya untuk bekerja. Dalam kata lain pekerja keras dapat mengatur waktunya dan tetap pada aturan jam kerja harian.

Namun, seorang workaholic akan berusaha meyelesaikan tanpa memikirkan waktu-waktu yang telah Ia habiskan dalam sehari. Dari situ kemudian akan terlihat bahwa efektivitas bekerja dan efisiensi waktu pekerja keras lebih teratur dibandingkan workaholic.

Tingkat ambisius dan ego yang tinggi

Siapapun pastinya memiliki rasa ambisius, bukan? Hanya saja di sini ada perbedaan antara ambisius pekerja keras dengan workaholic. Untuk workaholic biasanya mereka memiliki tingkat ambisius yang berbeda dalam memenuhi target-targetnya. Apabila targetnya tidak terpenuhi. Ia akan menjadi kecewa dan stres. Dari situ mulai la egonya muncul. Ego yang muncul itu kemudian akan membuatnya melakukan berbagai hal yang hanya untuk dirinya.

Berbeda dengan workaholic, pekerja keras akan lebih realistis namun tetap berusaha yang terbaik. Jika targetnya belum tercapai, Ia akan mencari letak kesalahannya dan segera memperbaikinya. Ia juga akan lebih menikmati proses dan terus belajar untuk menjadi lebih berkembang dan hasil lebih baik lagi.

Share
1
Nadia
Nadia

Related posts

Anak suka menolong

Cara Mengajarkan Anak Suka Menolong | Foto: Freepik

January 19, 2024

Cara Mengajarkan Anak Suka Menolong Sesama Sejak Dini


Read more
Dampak perselingkuhan

Dampak Perselingkuhan Bagi Anak | Foto: Freepik

January 17, 2024

7 Dampak Perselingkuhan Orangtua bagi Anak, Risiko Depresi


Read more
Kecocokan dengan pasangan

Tes Uji Kecocokan dengan Pasangan | Foto: Freepik

January 12, 2024

Tes Uji Kecocokan dengan Pasangan, Langsung Dicoba Yuk!


Read more

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terbaru

  • Tanaman yang Hidup di Air0
    6 Tanaman Hias yang Hidup di Air dan Cocok untuk Kolam Ikan
    October 21, 2024
  • Investasi Reksadana Saham0
    Keuntungan Investasi Reksadana Saham untuk Jangka Panjang
    January 24, 2024
  • BAB bayi berwarna hijau0
    BAB Bayi Berwarna Hijau, Ternyata Ini Penyebabnya
    January 24, 2024
  • Shio beruntung 20240
    6 Shio Paling Beruntung di Tahun Naga Kayu 2024
    January 24, 2024
  • Cara mencuci emas0
    Cara Mencuci Emas Perhiasan biar Kinclong Kembali
    January 24, 2024
  • Kesehatan mental anak0
    Cara Menjaga Kesehatan Mental Anak, Ortu Wajib Tahu!
    January 23, 2024
  • Angka keberuntungan 20240
    Daftar Angka Keberuntungan Shio di Tahun Naga Kayu 2024
    January 23, 2024
  • Axolotl hewan peliharaan unik0
    Hewan Peliharaan Unik dan Lucu, Mudah Dirawat!
    January 23, 2024
  • Berat Badan Turun Drastis0
    Berat Badan Turun Drastis padahal Tidak Diet? Ini Penyebabnya
    January 22, 2024
  • Anak suka menolong0
    Cara Mengajarkan Anak Suka Menolong Sesama Sejak Dini
    January 19, 2024

Sekilas

Berkeluarga merupakan media informasi keluarga Indonesia. Kami meyuguhkan semua sisi kehidupan dalam keluarga.

Hubungi Kami

Gedung Kompas Gramedia
Palmerah Barat Lt.6
Jakarta

Follow Us

© 2020 Grid Story Factory | Kompas Gramedia
    Grid