Anda salah satu penggemar gorengan? Jika iya, Anda perlu waspada risiko bahaya yang terjadi jika menggunakan minyak jelantah.
Gorengan merupakan salah satu makanan yang digemari banyak orang, khususnya di Indonesia. Rasanya yang gurih dan renyah seringkali menemani saat-saat nyantai atau lauk untuk makan. Namun tidak jarang minyak yang digunakan untuk menggoreng adalah minyak yang sudah digunakan berulang kali atau minyak jelantah.
Penggunaan minyak jelantah lazim digunakan untuk menggoreng di Indonesia. Padahal faktanya minyak ini memiliki banyak risiko buruk bagi tubuh, lho. Berikut bahaya yang mengintai saat kita menggunakan minyak jelantah.
Infeksi bakteri
Minyak yang sudah dipakai berkali-kali bisa menjadi sarang berkembangbiaknya berbagai jenis bakteri. Salah satunya yaitu Clostridium Botulinum, bakteri penyebab penyakit botulisme. Bakteri-bakteri tersebut akan makan dari partikel dan remah-remah sisa gorengan yang ada di panci atau minyak. Maka, menggoreng dengan minyak bekas pun akan membuat lebih rentan kena infeksi bakteri.
Meningkatkan risiko kanker
Selain bakteri, minyak jelantah juga jadii sumber radikal bebas. Radikal bebas akan ikut terserap ke dalam makanan yang digoreng dan masuk ke dalam tubuh. Di dalam tubuh, radikal bebas akan menyerang sel-sel dalam tubuh dan menjadi karsinogen, yaitu penyebab kanker. Semakin sering Anda menggoreng dengan minyak jelantah semakin banyak pula radikal bebas yang menumpuk dalam tubuh dan menyebabkan mutasi gen.
Berisiko terkena penyakit degeneratif
Menurut penelitian dari University of Basque Country di Spanyol, minyak jelantah mengandung senyawa organik aldehid. Senyawa ini diketahui bisa memicu penyakit Alzheimer hingga Parkinson. Minyak jelantah mengandung lemak trans yang tinggi, sehingga berisiko mempertinggi kolestol yang dapat memicu penyakit jantung.
Kelebihan berat badan atau obesitas
Dibandingkan dengan metode memasak lainnya, menggoreng menambah banyak kalori. Ketika makanan digoreng dalam minyak, mereka kehilangan air dan menyerap lemak. Minyak jelantah yang sering tidak disadari memiliki kadar kalori dan lemak trans yang semakin meningkat. Kalori dan lemak trans yang berlebihan ini akan memicu kelebihan berat badan bahan obesitas.
Mengandung acrylamide yang berbahaya
Acrylamice adalah zat beracun yang dapat terbentuk dalam makanan selama memasak dalam suhu tinggi, seperti menggoreng atau memanggang. Zat ini dibentuk oleh reaksi kimia antara gula dan asam amino. Nah, minyak yang digunakan berulang-ulang atau minyak jelantah berisiko mengendapkan zat acrylamide ini. Jika Anda sayang untuk membuang minyak jelantah, coba kreasikan menjadi hal-hal ini.