Untuk membiasakan si kecil buang air di toilet, ia harus melalui proses toilet training. Agar berhasil dan lulus pada proses ini, sebaiknya Mama Papa melakukan hal-hal berikut.
Selama pertumbuhan, anak akan melalui berbagai proses pembiasaan yang melibatkan orangtua. Proses pembiasaan ini umumnya bersangkutan dengan karakter, nilai, atau kebiasaan yang ingin kita tanamkan kepadanya. Salah satu proses pembiasaan yang harus dilewati si kecil adalah toilet training.
Proses toilet training merupakan masa ketika anak belajar untuk buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB) di toilet. Bagi Mama Papa dengan buah hati yang akan memulai toilet training, berikut ini beberapa langkah yang harus diperhatikan.
Pastikan anak siap
Sebelum memulai proses pembiasaan buang air di toilet, sebaiknya Mama memastikan terlebih dahulu bahwa anak siap melakukannya. Mulailah mengajarkan anak untuk buang air pada tempatnya jika si kecil sudah mampu mengontrol kandung kemih. Umumnya kesiapan si kecil ini dimulai pada usia 18 bulan dan sebelum 4 tahun.
Mama nggak perlu stres dalam proses pembiasaan si kecil, karena umumnya setiap anak memang berbeda-beda. Namun tetap dalam rentang waktu di atas. Tanda anak sudah siap diajarkan toilet training adalah duduknya yang sudah tegak, ia paham dengan instruksi sederhana, sudah bisa membuka dan memakai celana sendiri, serta mampu mengkomunikasikan keinginannya.
Ubah toilet
Sebelum membiasakan si kecil, ada baiknya jika Mama membelikan pernak-pernik lucu untuk menunjang proses ini. Misalnya belilah kursi pipis (potty chair) atau adapter seat yang bisa digunakan pada toilet biasa. Mama Papa bisa membelikannya adapter seat agar ia bisa duduk nyaman di atas toilet orang dewasa.
Agar lebih bersemangat ajak anak dalam memilih adapter seat-nya sendiri. Jika ia menyukai kursi adapternya ini kemungkinan besar si kecil semakin tidak sabar untuk mencoba toilet training.
Biasakan si kecil
Membiasakan si kecil dalam aktivitas kamar mandi dapat membuatnya tidak kaget jika dilatih toilet training. Mama tidak perlu langsung mengajaknya mempraktikan buang air di toilet. Pertama ajak si kecil memencet flush untuk membersihkan toilet. Bisa juga dengan ceritakan dongeng tentang toilet ketika si kecil akan tidur selama seminggu berturut-turut, sebelum memulai toilet training. Pendekatan-pendekatan seperti ini bisa membuat si kecil tidak kaget.
Jangan menggunakan popok
Jika si kecil sudah dirasa mampu melakukan toilet training, langkah selanjutnya menyingkirkan semua popoknya. Tidak hanya anak, orangtua juga harus dilatih kesabarannya dalam proses ini. Kita mungkin sedikit kerepotan di awal untuk membersihkan kotoran si kecil.
Dengan tidak menggunakan popok, si kecil akan menyadari bahwa ia berisiko basah jika buang air di celana. Mau tidak mau anak akan berpikir mengenai cara buang air yang tidak membuatnya kebasahan, yakni di kamar mandi.
Baca Juga: 5 Cara Mengatasi Anak Sering Tidur Larut Malam
Jadilah alarm
Peran orangtua sangat dibutuhkan sebagai alarm si kecil. Mama tidak perlu menanyakan kepadanya apakah ia sedang merasa kebelet ke kamar mandi atau tidak. Namun lebih baik Mama menjadi alarm dan mengingatkannya ke kamar mandi. Hal ini juga berlaku sebelum tidur atau pada tengah malam. Selalu ingatkan ia pergi ke kamar mandi yang buang air di waktu-waktu tersebut.
Baca Juga: Tips Mudah Atasi Anak Susah Menggosok Gigi
Selalu Konsisten
Tanpa konsistensi dari Mama mungkin toilet training tidak akan berhasil. Anak membutuhkan pembiasaan untuk berhasil dalam toilet training, sedangkan orangtua memerlukan kesabaran untuk membimbingnya. Maka, jangan bosan untuk mengingatkan si kecil dan jangan menyerah ketika sesekali ia masih lupa.
Setiap anak tentu punya durasi tersendiri untuk berhasil dalam toilet training. Sebagai orangtua tugas kita adalah terus menemani ia selama proses ini. Selamat mencoba!
Baca Juga: 4 Manfaat Ajarkan Anak Menabung Sejak Kecil