Apakah setiap permasalahan dalam rumah tangga selalu berakhir dengan pertengkaran hebat? Hati-hati, bisa jadi ini tanda hubungan kita dan pasangan menjurus ke toxic relationship, tuh.
Toxic relationship tidak hanya bisa dijalani oleh pasangan pacaran saja. Bahkan pasangan yang sudah menikah juga bisa terjebak dalam hubungan yang tidak sehat ini. Toxic relationship punya risiko buruk terhadap kesehatan mental, jadi harus segera dihilangkan.
Untuk memastikan apakah hubungan kita dan pasangan sehat, kenali 7 ciri-ciri toxic relationship berikut ini:
Cemburu berlebihan
Cemburu sering dikaitkan dengan tanda cinta setiap pasangan. Tapi kalau sudah berlebihan bisa jadi rasa cemburu menjurus ke toxic relationship.
Dicemburui secara berlebihan justru membuat pasangan tidak nyaman. Jika salah satu dari Mama atau Papa terus-terusan cemburu karena hal yang tidak rasional, sebaiknya segera dihentikan dan berdiskusi.
Cemburu berlebihan dapat dilihat melalui pertanyaan yang sama dan berulang kali. Misalnya, perihal keberadaan pasangan, pergi dengan siapa, dan marah-marah jika tidak segera dijawab.
Mengontrol pasangan berlebihan
Dalam jurnal penelitian yang ditulis oleh Melissa DeVito, hubungan yang tidak sehat merupakan hubungan yang dijadikan sebagai tempat mengontrol aspek kehidupan pasangan. Seseorang yang terlalu dikontrol oleh pasangan akan mendapatkan luka secara psikologis.
Jadi jika Mama atau Papa terlalu sering melarang-larang dengan alasan yang tidak masuk akal, sebaiknya segera lakukan evaluasi, ya. Karena merasa terkekang dalam sebuah hubungan merupakan ciri dari toxic relationship.
Komunikasi yang buruk
Toxic relationship juga dapat dilihat dari segi komunikasi dua arah. Jika komunikasi yang kita lakukan dengan pasangan dipenuhi dengan kalimat sindiran, ejekan, bahkan bentakan dengan kata-kata kasar, kemungkinan besar hubungan kita sedang menjurus ke arah toxic.
Dalam beberapa kasus, komunikasi yang buruk membuat salah satu pihak semakin menghindari pasangannya.
Menangis agar keinginannya terpenuhi
Menggunakan air mata sebagai “senjata” untuk mendapatkan hal yang diinginkan bisa menjurus pada sifat toxic. Kategori ini dinamakan sebagai tindakan manipulatif yang menandakan hubungan diambang toxic relationship.
Seseorang yang manipulatif menggunakan tangisan bukan sebagai bentuk rasa bersalah atau kesedihan, namun trik tipuan.
Tidak mendapatkan dukungan
Hubungan yang sehat memiliki ciri selalu mendukung satu sama lain. Namun toxic relationship sebaliknya. Alih-alih mendapatkan apresiasi dan dukungan, prestasi pasangan justru dianggap sebagai standar kompetisi atau hambatan.
Baca Juga: Ini Tanda Kamu Terjebak Dalam Toxic Frienship
Selalu was-was saat bersama
Tanda hubungan yang toxic adalah salah satu dari kita merasa was-was ketika bersama pasangan. Ini karena adanya rasa takut disalahkan atas hal yang tidak dilakukan. Cemas terlalu sering seperti ini tidak baik bagi kesehatan mental dan emosi.
Jadi saat salah satu dari Mama maupun Papa merasa selalu was-was saat bersama, sebaiknya segera bicarakan, ya.
Tidak ada solusi untuk masalah
Sebuah hubungan yang tidak sehat ditandai dengan tidak adanya solusi dalam setiap permasalahan. Hal ini karena seseorang yang toxic akan menyalahkan pasangannya dalam setiap permasalahan.
Jika dibiarkan berlarut, korban toxic relationship akan terbiasa untuk selalu merasa bersalah dan tertekan. Kondisi ini bisa berbahaya bagi kesehatan mental.
Baca Juga: Toxic Positivity: Ucapan Penyemangat yang Ternyata Negatif