Ada beberapa jenis keju yang Mama ketahui? Di Indonesia setidaknya ada 5 jenis keju yang umum dipakai untuk memasak. Bahkan setiap keju memiliki tekstur dan cita rasa yang berbeda, lho. Apa saja itu?
Di dunia, ada banyak jenis keju dengan cita rasa dan tekstur yang berbeda. Makanya, dalam beberapa resep penggantian jenis keju dapat mengubah sedikit rasa makanan tersebut. Tapi hal itu tidak berlaku untuk semua makanan, kok.
Misalnya dalam resep dianjurankan menggunakan jenis keju mozzarela, lalu kita ganti menggunakan keju jenis cheddar, tentu akan memunculkan hasil yang tidak maksimal. Tapi tetap enak dimakan. Karena kedua keju tersebut memiliki tekstur yang berbeda.
Nah, supaya tidak semakin berspekulasi, Yuk, pahami jenis-jenis keju yang sering ditemukan di beberpa resep masakan Indonesia, serta perbedaannya dengan keju lainnya.
Cheddar
Keju cheddar sepertinya layak disebut sebagai keju yang paling terkenal dan mudah ditemukan di Indonesia. Apalagi harga keju cheddar tergolong murah. Tekstur keju ini keras, biasanya dipiih untuk membuat aneka jenis kue dan makanan dengan isian atau topping keju.
Di Indonesia, ada dua warna cheddar yang mudah ditemukan, yakni kuning pucat dan oranye. Untuk cheddar oranye umumnya digunakan sebagai isian dari burger. Kelebihan keju cheddar sebagai topping adalah tekturnya tidak meleleh ketika dipanaskan.
Mozzarella
Beberapa waktu lalu keju mozzarella booming di pasaran. Mulai dari risoles hingga pizza menawarkan produk berisikan keju mozarella. Keju Mozzarella memiliki tekstur yang sangat lembut, cenderung berair, dan rasa asin yang tidak terlalu kuat.
Saat masih segar sekilas keju ini tektursya mirip tahu putih. Namun, setelah meleleh keju mozzarella mempunyai tektur yang unik dan menjadi ‘atraksi’ tersendiri ketika ingin dimakan. O, iya, awalnya bahan dasar keju mozzarela adalah susu kerbau, tapi sekarang diganti menggunakan susu sapi.
Parmesan
Memiliki nama asli Parmiagiano-Reggiano, keju ini berasal dari Parma, Italia. Proses pembuatan keju parmesan tergolong cukup lama, berkisar antara 3-12 bulan. Lamanya proses tersebut membuat keju ini memiliki cita rasa dan aroma yang kuat.
Saat ini keju parmesan tidak hanya dijual dalam versi padat atau balok, namun juga bubuk. Hal ini karena memang biasanya parmesan digunakan sebagai topping di atas kue atau roti.
Namun keju parmesan asli tergolong lebih mahal dibandingkan cheddar dan mozzarela, karena rumit dan lamanya proses pembuatan keju tersebut.
Edam
Keju satu ini lahir di Belanda. Tampilannya cenderung mencolok karena dilapisi lilin berwarna merah terang. Tekstur dari keju edam cenderung lebih lunak, dibandingkan cheddar.
Cita rasanya cenderung asin gurih dan hampir menyerupai kacang. Biasanya keju ini dijadikan bahan campuran kue kering.
Usut punya usut, keju edam paling cocok bagi pejuang diet. Karena kandungan lemak dalam keju edam lebih rendah dibandingkan jenis keju lainnya. Selain itu, keju edam juga cocok dijadikan campuran salad.
Baca Juga: Ini Perbedaan Mentega dan Margarin, Awas Keliru!
Emmental
Bagi penonton kartun Tom and Jerry tentu tidak asing dengan bentuk keju emmental. Ya, keju emmental merupakan jenis keju dengan tampilan lubang-lubang seperti pada film animasi anak tersebut.
Jenis keju ini berasal dari wilayah Swiss. Lubang-lubang yang terdapat di badan keju dihasilkan oleh gas karbon dioksida dari campuran bakteri yang membantu proses fementasi keju.
Rasa keju emmental cenderung gurih dan tidak terlalu asin. Keju emmental sering ditemukan sebagai isian burger, dipanggang, dan sandwich.
Baca Juga: Ini Perbedaan Gula Aren dan Brown Sugar Bahan Boba