Salah satu jenis investasi yang bisa dilakukan sejak dini adalah reksadana. Hanya saja terkadang ada beberapa kesalahan saat investasi reksadana yang tanpa disadari kerap dilakukan oleh investor pemula.
Reksadana menjadi salah satu jenis investasi yang banyak diminati sekarang ini, karena dikenal mudah cara investasinya. Hanya saja, masih ada beberapa investor pemula yang tanpa disadari melakukan kesalahan saat investasi reksadana.
Makanya, supaya kita tidak salah langkah, kita harus mengetahui hal-hal apa saja yang harus dihindari agar kita tidak melakukan kesalahan saat investasi reksadana.
Apa saja sih, kesalahan dalam investasi reksadana? Yuk, simak 5 kesalahan saat investasi reksadana yang kerap dilakukan investor pemula, dan harus kita hindari dari sekarang.
Menunda investasi
Masih ada lho, yang ada rencana investasi tapi hanya sekadar wacana dan akhirnya tertunda dalam waktu lama. Padahal, semakin muda kita mulai berinvestasi, maka semakin banyak manfaat dan keuntungan yang kita dapatkan.
Bahkan, sekarang kita bisa mulai investasi reksadana mulai dari Rp10.000-Rp100.000 saja, lho! Jangan merasa malu karena investasi dengan nominal kecil, karena kalau kita rutin akan memberikan hasil yang menyenangkan, kok.
Baca Juga: 3 Jenis Investasi Jangka Pendek yang Tetap Bikin Cuan
Tidak memiliki tujuan investasi
Kesalahan selanjutnya tidak memiliki tujuan investasi. Padahal, tujuan itu penting untuk mempermudah menentukan jenis reksadana yang tepat, agar dapat mencapai tujuan keuangan kita.
Coba buat rencana berapa target uang yang ingin dikumpulkan, dan berapa jangka waktu yang dibutuhkan untuk menabung tersebut. Dari situ kita bisa memperkirakan jenis reksadana yang tepat dan berapa dana yang harus disisihkan untuk investasi.
Secara tidak langsung, dengan memiliki tujuan ini kita jadi terdorong rutin menabung dan investasi, lho.
Tidak memerhatikan profil risiko
Kesalahan investasi reksadana selanjutnya tidak memerhatikan risiko. Apapun jenis investasi reksadana yang kita pilih akan ada risikonya, baik itu risiko rendah maupun tinggi. Itulah mengapa penting memiliki target atau tujuan investasi.
Misalnya, mau mempersiapkan dana liburan yang kurang dari setahun, disarankan untuk investasi reksadana pasar uang. Reksadana pasar uang sangat cocok bagi yang memiliki tujuan investasi jangka pendek dan minim risiko, tapi tetap cuan.
Sebaliknya, kalau kita mau investasi jangka 10-15 tahun, kita bisa memilih reksadana saham. Jenis reksadana saham akan memberikan return yang jauh lebih tinggi, namun risikonya juga tinggi. Untuk itu, sesuaikan dengan tujuan dan profil risikonya, ya!
Asal pilih reksadana
Meskipun sering dibilang investasi reksadana itu lebih mudah, bukan berarti kita bisa bebas pilih, ya. Ada beberapa tips investasi reksadana dasar yang harus diketahui.
Memang benar investasi reksadana akan mendapatkan “bantuan” dari Manajer Investasi (MI) yang akan mengurus uang kita. Tapi, cek lagi, kira-kira MI yang kita incar memiliki portofolio dan image yang seperti apa nih?
Lalu, jenis reksadana yang kita pilih sudah pas risiko dan tujuan investasimu belum? Untuk itu, jangan asal lagi, ya!
Tidak melakukan diversifikasi
Kalau kamu pernah dengar “don’t put your eggs in one basket” itu ada benarnya untuk berinvestasi. Lebih baik untuk membagi telur-telurmu ke setiap jenis investasi, namun harus sesuai dengan tujuanmu.
Misalnya, mempersiapkan dana darurat, kita harus memilih yang aman dan stabil, seperti reksadana pasar uang. Sedangkan untuk yang di atas 5 tahun, seperti dana pensiun, boleh saja di reksadana saham.
Dengan begitu, jika salah satunya ada yang turun, kita masih akan tetap memiliki dana cadangan yang terus meningkat dengan sendirinya.
Baca Juga: Perbedaan Saham dan Reksadana Saham yang Harus Diketahui
Nah, itu adalah beberapa kesalahan saat investasi reksadana yang kerap dilakukan. Jangan sampai terjadi, ya!