Melihat nilai investasi reksadana yang turun bikin kita bingung. Lebih baik dijual supaya tidak merugi, atau didiamkan dan membeli lagi? Mana yang lebih cuan?
Saat ini tentunya kita merasa deg-degan atau bingung saat melihat angka keuntungan reksadana turun atau sedang merah. Banyak pikiran yang terlintas saat nilai investasi reksadana turun. Seperti menjualnya atau justru didiamkan dan membeli lagi?
Buat yang sedang galau, nggak perlu khawatir. Karena Berkeluarga.id coba memberi sketsa yang bisa kamu pertimbangkan saat nilai reksadana turun.
Apa tujuan investasi?
Sebelum memutuskan menjual reksadana saat turun adalah mengingat kembali tujuan investasi yang kita pilih. Jika investasi untuk jangka panjang, misalnya mempersiapkan dana pendidikan anak atau dana pensiun, lebih baik tetap dipertahankan.
Meskipun keadaan pasar sedang dalam keadaan yang tidak stabil, namun jika investasi kita masih dalam jangka panjang tetap akan membuahkan hasil, kok. Maka dari itu, coba cek kembali tujuan investasi agar kita tetap dapat meraup keuntungan maksimal di masa depan.
Usahakan terus menabung
Saat nilai reksadana turun tapi goals-mu masih panjang, seharusnya kita pertahankan investasi saat ini, bahkan membeli lagi atau terus menabung. Loh, kok, malah menabung? Memang nggak bakal rugi?
Tenang, jangan panik dulu. Justru seharusnya kita mengambil sisi positif dengan membeli reksadana yang lebih murah dibandingkan biasanya. Ibaratnya, sebelumnya harga pasar NAB per-unit Rp2.000, lalu kita investasi Rp1 juta. Sehingga, kita mendapatkan sekitar 500 unit.
Sedangkan, di saat nilai turun harga NAB per-unit jadi Rp1.500. Artinya dengan nilai investasi yang sama kita bisa mendapatkan sekitar 666,66 unit. Ketika pasar mulai naik, ini dapat mendorong nilai investasi kita, lho. Lumayan banget, kan?
Baca Juga: Tanpa Disadari, Ini 5 Kesalahan Investasi Reksadana yang Kerap Dilakukan
Switching ke produk lain
Nah, kalau tadi membahas tujuan investasi atau goals jangka panjang, lalu bagaimana jika ini untuk mempersiapkan dana liburan yang kurang dari enam bulan? Coba deh, switching reksadana kita ke produk reksadana lainnya.
Jika sebelumnya berinvestasi di reksadana saham namun nilai terus turun, padahal harus segera dicairkan, kita bisa memindahkannya ke produk reksadana yang lebih minim risiko. Paling amannya adalah ke reksadana pasar uang. Mengapa?
Reksadana pasar uang sangat minim risiko dan nilainya cenderung stabil, bahkan terus meningkat meskipun return-nya tidak setinggi reksadana saham. Jadi, nilai yang kita miliki akan lebih stabil dan aman.
Boleh dijual, asalkan ….
Sebelum memutuskan menjual atau mencairkan reksadana, pastikan kita sadar bahwa pilihan ini akan menempatkan kita dalam posisi rugi. Tentu saja, karena total dana yang kita dapat jauh lebih rendah dibandingkan sebelumnya.
Namun, kita tetap boleh menjualnya, kok, asalkan kita benar-benar membutuhkan dana investasi tersebut dalam waktu dekat. Hal ini untuk meminimalisir kerugian yang semakin besar nantinya.
Maka dari itu, sebelum berinvestasi pastikan dulu kita tahu tujuan keuangan apa dan memahami profil risiko. Jangan sampai karena return yang tinggi bikin kita asal memilih. Padahal, return yang tinggi tentu berbanding lurus dengan risikonya.
Baca Juga: Tips Memilih Reksadana, Perhatikan Ini Sebelum Investasi