Kelainan tulang belakang bukan hanya berdampak buruk pada postur tubuh. Hal ini juga berisiko menimbulkan rasa nyeri dan sakit pada tulang. Kenali lebih lanjut mengenai kondisi kelainan tulang berikut ini.
Idealnya, tulang belakang yang sehat hanya memiliki sedikit lengkungan, yang berguna untuk membantu menahan tekanan pada tubuh. Jika seseorang memiliki lengkungan yang berlebihan, bisa jadi ia mengalami kelainan tulang belakang.
Bukan hanya memengaruhi penampilan, kelainan tulang belakang berisiko mengganggu fungsi organ tubuh lain. Bahkan bisa memunculkan rasa tidak nyaman saat kita beraktivitas. Untuk lebih lengkapnya, kenali terlebih dahulu jenis-jenis kelainan tulang belakang beserta faktor penyebabnya di bawah ini.
Jenis Kelainan Tulang Belakang dan Penyebabnya
Kelainan tulang belakang ditandai adanya kelengkungan alami tulang yang tidak selaras, atau berlebihan pada titik tertentu dalam tubuh. Bukan hanya satu, masalah tulang belakang ini dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
Lordosis
Lordosis merupakan kelainan tulang belakang yang menyebabkan tulang belakang bagian bawah melengkung atau bengkok ke depan. Kondisi ini juga sering disebut swayback. Biasanya ditandai dengan bokong yang lebih menonjol.
Sebenarnya, tulang belakang memang cenderung melengkung di bagian bawah. Namun, pada penderita lordosis, lengkungan terlalu dalam dan berlebihan. Belum lagi, penderita lordosis akan mengalami tekanan berlebih pada tulang belakang, sehingga rentan menimbulkan rasa sakit dan tidak nyaman.
Beberapa penyebab kelainan tulang lordosis antara lain; obesitas, osteoporosis, kehamilan, prostur tubuh yang buruk; karena kebiasaan berdiri dan duduk yang salah, diskitis (peradangan pada ruang antara tulang belakang), genetik, spondylolisthesis, serta distrofi otot.
Baca Juga: Cegah Osteoporosis dengan 5 Makanan Ini
Kifosis
Kelainan tulang ini yang paling banyak dialami, namun jarang disadari. Kifosis merupakan kelainan tulang belakang yang membuat punggung atas membulat ke depan. Kelainan ini mengakibatkan penderitanya jadi terlihat bungkuk.
Biasanya kelengkungan tulang belakang pada penderita kifosis bisa sampai 50 derajat. Padahal idealnya tulang belakang kita hanya melengkung 20-45 derajat. Kondisi ini juga bisa dialami bayi hingga orang lanjut usia, lho. Biasanya kifosis banyak dialami wanita.
Beberapa hal yang bisa menyebabkan kifosis adalah penuaan, kelemahan otot punggung atas, radang sendi, osteoporosis, cedera tulang belakang, dan penyakit scheuermann.
Baca Juga: 7 Makanan Mengandung Protein Tinggi, Perkuat Tulang
Skoliosis
Dibandingkan dua kelainan tulang sebelumnya, kondisi ini cukup serius, dan membutuhkan upaya medis secara langsung. Skoliosis adalah kelainan di mana tulang melengkung ke samping secara tidak normal.
Biasanya lengkungan tulang belakang ini bisa membentuk huruf S atau C. Penderita skoliosis cenderung memiliki bahu dan pinggul yang terlihat tidak seimbang. Meski terlihat tidak parah saat masih anak-anak, namun skoliosis akan bertambah buruk seiring pertambahan usia.
Jika kondisi skoliosis sudah parah, efeknya bisa berbahaya, lho. Mulai dari melumpuhkan paru-paru hingga mengganggu fungsi organ tersebut. Kondisi ini disebabkan lekukan tulang belakang mengurangi jumlah ruang pada rongga dada.
Berbeda dengan kelainan tulang sebelumnya, faktor penyebab skoliosis bukan karena kebiasaan. Masalah ini umumnya disebabkan oleh infeksi tulang belakang, kelainan otot saraf, penyakit genetika, hingga cacat bawaan lahir.
Pengobatan untuk Masalah Tulang Belakang
Pada penderita lordosis dan kifosis metode pengobatannya cenderung sama. Kedua kelainan ini dapat ditangani sesuai tingkat keparahannya.
Misalnya, saat lordosis atau kifosis belum terlalu parah, biasanya dokter menyarankan fisioterapi, atau memakai alat penyangga punggung. Sedangkan, pada tingkat yang parah, kedua kelainan tulang ini baru akan diatasi dengan prosedur operasi.
Hal tersebut berbeda dengan skoliosis. Kelainan tulang ini perlu mendapatkan penanganan khusus dan intensif. Biasanya penderita skoliosis disarankan terapi berupa pemberian obat pereda nyeri, suntik kortikosteoid pada rongga tulang belakang.
Sementara saat kondisinya parah, dokter juga akan menyarankan penderitanya untuk melakukan pembedahan.