Keju menjadi salah satu rekomendasi untuk MPASI si kecil. Namun, sebelum memberikan keju pada MPASI bayi, Mama harus perhatikan 5 hal berikut ini.
Keju punya berbagai nutrisi penting, mulai dari protein, lemak, kalsium, kalori, dan vitamin. Banyaknya nutrisi ini membuat banyak orangtua tertarik membuat olahan keju untuk MPASI bayi.
Jika Mama Papa ingin mengolah keju untuk MPASI bayi sebaiknya perhatikan dahulu usia ideal bayi dapat mengonsumsi keju, ya. Kebanyakan dokter menyarankan agar bayi baru dibolehkan mengonsumsi keju ketika usianya 8-10 bulan.
Selain menunggu usia yang tepat, Mama juga harus memilih jenis keju yang tepat untuk bayi. Setidaknya ada 5 hal yang harus diperhatikan dalam memilih keju untuk MPASI bayi, berikut di antaranya:
Pilih keju yang sudah dipasteurisasi
Jenis keju untuk MPASI boleh berasal dari bahan apa saja, kok. Baik susu sapi, domba, ataupun kambing. Namun yang harus dipastikan adalah jenis keju tersebut telah melalui tahap pasteurisasi atau belum.
Biasanya informasi seputar pasteurisasi tercantum pada label kemasan keju. Jadi Mama nggak perlu repot mencarinya lagi. Kenapa sih, pasteurisasi susu penting bagi bayi? Sebab, keju dari susu belum dipasteurisasi; atau mentah berbahaya untuk bayi.
Keju tanpa pasteurisasi berisiko terkontaminasi dengan bakteri listeria monocytogenes. Bakteri ini dapat menyebabkan penyakit bawaan terhadap makanan yang cukup fatal bagi si kecil.
Hindari produk keju olahan
Saat ini ada banyak jenis keju yang dipasarkan, salah satunya keju olahan. Jenis keju olahan biasanya telah ditambah dengan beberapa bahan kimia; perisa buatan atau bahan pengawet.
Nah, menggunakan keju olahan untuk MPASI bukanlah langkah yang tepat Mama. Karena keju dengan campuran bahan kimia bisa memicu reaksi yang fatal pada pencernaan bayi. Jika ingin menggunakan keju untuk MPASI, pastikan Mama memilih keju organik 100%, ya.
Pilih keju yang sudah diparut
Mama juga bisa mempertimbangkan jenis keju parut untuk MPASI bayi. Pemilihan keju parut ini dilakukan untuk menghindarkan bayi dari risiko tersedak. Biasanya, keju parut punya tekstur lebih lembut dibandingkan keju batangan.
Namun, jika sulit menemukan keju parut di pasaran, Mama Papa bisa memilih keju batangan. Nah, alternatifnya dalam pengolahan keju ini lelehkan terlebih dahulu. Baru tuangkan sebagai campurkan MPASI bayi.
Baca Juga: 7 Pengganti Garam untuk MPASI, Lezat dan Berkhasiat
Pilih jenis keju yang lembut
Si kecil rawan tersedak dan pencernaannya belum berkembang sempurna untuk memproses makanan yang keras. Jadi, pilih keju dengan tekstur yang lembut agar aman dikonsumsi si kecil.
Jenis keju yang aman dikonsumsi bayi adalah cheddar, edam, parmesan, colby, colby jack, mozarella, swiss, romano, paneer, couda, cheshire, dan provolone. Keju-keju tersebut selain lembut, juga tidak terlalu asin di lidah bayi.
Baca Juga: 7 Pemanis Alami untuk MPASI, Pengganti Gula yang Bergizi
Perhatikan reaksi si kecil
Terakhir, setelah Mama memutuskan memilih suatu produk keju untuk bayi, cobalah cek reaksi alerginya. Reaksi alergi yang kemungkinan muncul sebagai efek dari makan keju adalah gatal dan kemerahan di kulit, napas mengeluarkan bunyi, muntah dan diare, kram hingga rewel, serta area wajah membengkak.
Kalau reaksi alergi ini muncul, sebaiknya segera konsultasi ke dokter. Namun jika si kecil tidak menunjukkan reaksi apapun, maka Mama bisa melanjutkan pemberiaan keju pada MPASI bayi.
Nah, tips lain yang juga harus diperhatikan adalah berikan anak keju untuk pertama kali di rumah. Hindari pemberian keju dari produk makanan jadi, misalnya membeli di tempat makan. Ini dilakukan agar Mama bisa lebih mudah dalam mengamati efek alergi pada bayi.
Semoga bermanfaat Mama!