Sering buang air kecil namun tidak menambah intensitas minum bisa menjadi pertanda masalah kesehatan. Kenali beragam penyebab sering buang air kecil yang berbahaya berikut ini.
Tingginya intensitas buang air kecil seringkali dikaitkan dengan peningkatan jumlah konsumsi air putih, kafein, dan alkohol. Nah, jika Mama Papa tidak menambah konsumsi ketiganya, namun tetap sering buang air kecil, maka perlu dipertanyakan.
Ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan seseorang sering buang air kecil. Berikut ini beragam penyebab sering buang air kecil yang berbahaya.
Diabetes
Ketika seseorang mengalami diabetes secara otomatis gula darah ikut meningkat. Kondisi ini mengakibatkan ginjal kesulitan untuk menyaring kelebihan gula darah. Alhasil gula akan langsung dikeluarkan melalui urine, dan membuat penderita diabetes sering buang air kecil. Bagi penderita diabetes, kondisi ini tidak menyebabkan rasa sakit, lo!
Infeksi saluran kencing
Sering kencing tanpa dipicu minum berlebih bisa disebabkan oleh infeksi saluran kencing. Infeksi ini disebabkan oleh bakteri yang menyerang ginjal, kandung kemih, atau tabung saluran kencing.
Jika bagian-bagian tersebut telah terinfeksi, maka kandung kemih akan membengkak, dan tidak dapat menahan banyak urine. Tidak hanya frekuensi buang air kecil yang meningkat, kondisi infeksi saluran kecing juga disertai gejala lain, sepeti urine berwarna keruh, berdarah, dan berbau tak sedap.
Selain itu, penderita infeksi saluran kecing juga akan mengalami gejala kedinginan, mual, serta nyeri di area perut bagian bawah. Jika gejala-gejala tersebut muncul, segera hubungi dokter, ya, Mama Papa.
Gangguan prostat
Masalah kesehatan yang menyebabkan sering kencing ini hanya terjadi pada pria. Umumnya akan menyerang di atas usia 60 tahun. Prostat merupakan kelenjar dalam sistem reproduksi pria yang membungkus saluran kemih (uretra).
Gangguan prostat biasanya terjadi karena pembesaran prostat yang akhirnya menekan saluran kencing. Hal tersebut akan membuat pria mengalami gangguan prostat, serta sering buang air kecil sedikit-sedikit dan terasa tidak tuntas.
Kandung kemih overaktif
Dalam bahasa medis kondisi ini disebut dengan overactive bladder. Kondisi ini mengakibatkan otot kandung kemih berkontraksi secara berlebihan, sehingga menyebabkan penderitanya lebih sering kencing meski kandung kemih belum penuh.
Ada beberapa kondisi yang menyebabkan kandung kemih overaktif, seperti faktor usia, gangguan syaraf, tumor, kelebihan berat badan, hingga cedera.
Batu ginjal
Mineral dan garam berlebihan yang masuk ke dalam tubuh dapat membentuk batu kecil di kandung kemih. Sumbatan ini akan menghalangi aliran normal urine, sehingga menjadikan penderitanya lebih sering buang air kecil.
Gejala lain yang dirasakan penderita batu ginjal: mual, demam, kedinginan, dan rasa sakit yang menjalar sampai ke selangkangan. Penyebab batu ginjal yang harus dihindari adalah berat badan berlebih, dehidrasi, diet tinggi protein, hingga faktor keturunan.
Baca Juga: 7 Gejala Penyakit Ginjal yang Harus Diwaspadai
Stroke
Selain diabetes, stroke juga dapat merusak saraf yang mengontrol kandung kemih. Dampaknya, penderita stroke bisa sering kencing tapi jumlah urine yang keluar sedikit. Penyakit sejenis yang dapat merusak saraf kandung kemih adalah parkinson, multiple sclerosis, dan penyakit otak lainnya.
Otot pelvis melemah
Otot pelvis merupakan otot yang menopang tulang punggung, dan membantu mengontrol kandung kemih. Jika otot pelvis melemah, maka saluran pembuangan air kecil jadi longgar, sehingga tidak mampu menahan urine lebih banyak. Penyebab otot pelvis melemah: kehamilan, persalinan, atau kandung kemih bergeser posisi normal.
Selain 7 penyebab di atas, kehamilan juga dapat membuat intensitas buang air kecil meningkat. Namun jika Mama Papa merasakan pertambahan intensitas buang air kecil disertai gejala lainnya, lebih baik segera periksakan pada dokter, ya.
Baca Juga: Waspada! Kurang Olahraga Menyebabkan Banyak Penyakit