Siapa bilang gaji UMR bakal susah menabung dan investasi? Jangan mudah patah semangat, selama kita bisa mengatur gaji UMR dengan bijak, tentu menabung dan investasi dapat berjalan lancar.
“Iya, nanti menabung kalau gajinya sudah naik. Sekarang gajiku masih UMR, nih.” Apakah kamu termasuk yang memilih menunda menabung; karena gaji yang kecil atau sebatas UMR? Padahal, kalau bisa mengatur gaji UMR dengan bijak, menabung bisa berjalan lancar, kok!
Jangan patah semangat atau merasa itu hal yang mustahil. Bahkan, selain menabung kita bisa tetap investasi meskipun gaji kecil. Namun tentu saja, keberhasilan menabung dan investasi tergantung bagaimana cara kita mengatur gaji UMR setiap bulannya.
Lantas, bagaimana cara mengatur keuangan untuk gaji UMR dengan bijak? Lebih lengkapnya, simak tips mengatur gaji di bawah ini, yuk!
Susun skala prioritas
Sudahkah mulai menyusun skala prioritas setiap bulan? Mungkin terdengar sepele, tanpa disadari skala prioritas menjadi pedoman kita setiap bulan supaya tidak kalap berbelanja.
Cara menyusun skala prioritas untuk mengatur gaji UMR tidak sulit, kok. Kita bisa mulai dari mencatat saja kebutuhan pokok setiap bulan yang sifatnya wajib. Misalnya uang makan, transportasi, dan sewa kos. Kemudian, barulah kita tambahkan kebutuhan lain, seperti buat nongkrong dan pastinya menabung.
Metode 50:30:20
Sekarang sudah tahu apa saja kebutuhan pokok setiap bulan, kan? Selanjutnya, kita bisa menggunakan metode 50:30:20 untuk mengatur gaji UMR setiap bulan. Bagaimana caranya?
Contohnya kita bekerja di Jakarta dengan UMR Rp4.500.000. Artinya, kita akan membagi gaji UMR menjadi:
- 50% untuk living atau kebutuhan sehari-hari: uang makan, bayar kos, transportasi. Sehingga, kita harus sisihkan Rp2.250.000 untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
- 30% untuk playing atau belanja dan nongkrong cantik sebesar Rp1.350.000.
- 20% untuk saving atau menabung dan investasi sekitar Rp900.000.
Bedakan keinginan dan kebutuhan
Melihat angka tersebut, mungkin rasanya akan sangat mustahil dan berat. Bahkan, tidak jarang kita berpikir: bagaimana kalau mau belanja, beli baju baru untuk ngantor, dan jajan lainnya?
Itulah mengapa, mulai sekarang kita harus bisa membedakan keinginan dan kebutuhan, supaya kita bisa mengatur gaji UMR sebijak mungkin. Paling simpelnya adalah meluangkan waktu sekitar 20 detik sebelum membeli barang.
Tanyakan pada diri sendiri: apakah barang ini memang kita butuhkan, atau hanya sekadar ingin karena “mumpung ada diskon”? Apakah jika tidak membeli barang tersebut akan memengaruhi aktivitas sehari-hari?
Dengan cara ini nantinya akan membantu kita mengerem hasrat ingin berbelanja, sehingga kita bisa mengatur gaji UMR dengan bijak, deh.
Baca Juga: Sering Lapar Mata? Begini Cara Agar Tidak Boros
Mulai cicil dana darurat
Tips mengatur gaji UMR selanjutnya adalah mempersiapkan dana darurat. Dana darurat berfungsi sebagai pegangan apabila terjadi hal mendesak yang tidak terduga. Ibaratnya, dana darurat menjadi penyelamat, karena kita tidak perlu repot meminjam uang ke sana-sini.
Kalau masih single, disarankan memiliki dana darurat minimal 3-6 kali pengeluaran bulanan. Apabila pengeluaran bulanan sebesar Rp3.000.000, maka kita harus memiliki dana darurat minimal Rp9.000.000.
Kita bisa mulai menyisihkan minimal 10% dari pemasukan bulanan untuk dana darurat, atau sekitar Rp450.000/bulan. Pastikan menyimpan dana darurat ke dalam rekening khusus, supaya tidak tergoda mengambilnya, ya.
Baca Juga: 4 Tempat Terbaik untuk Menyimpan Dana Darurat
Investasi
Gaji UMR boleh mulai investasi, namun setidaknya tetap prioritaskan dana darurat terlebih dahulu, ya. Lalu, pastikan memilih instrumen investasi yang sesuai dengan kondisi finansial dan profil risiko kita.
Ada beberapa investasi yang aman untuk pemula, salah satunya reksadana. Mengapa reksadana cocok untuk pemula? Sebab, kita bisa mulai investasi reksadana dari Rp100.000 saja, lo! Meskipun begitu, pastikan kita cari tahu dahulu kelebihan dan kekurangan investasi reksadana, agar tidak salah langkah, ya.
Awalnya mungkin akan terasa berat, namun jika sudah terbiasa tentu kebiasaan mengatur gaji UMR akan menjadi bekal yang sangat baik ke depannya. Jadi, jangan patah semangat, ya!