Gejala Omicron disebut-sebut tidak lebih berbahaya dibandingkan varian Delta. Ini bikin beberapa orang berpikir kalau varian Omicron adalah kategori sepele. Namun benarkah varian Omicron tidak berbahaya? Berikut faktanya!
Per 21 Desember 2021, dilaporkan telah ditemukan 5 kasus COVID-19 varian Omicron di Indonesia. Sempat longgar beberapa saat, berita mengenai kasus Omicron bikin banyak orang mulai mengetatkan kembali protokol kesehatan. Salah satu dengan mencari informasi mengenai gejala Omicron, sebagai upaya antisipasi.
Beredar kabar, bahwa gejala Omicron tidak lebih berbahaya dibandingkan varian Delta. Benarkah, demikian? Berikut beberapa fakta terkait gejala Omicron yang patut diwaspadai:
Perbedaan COVID-19 Varian Omicron dan Delta
Sebenarnya varian Omicron dan Delta tidak terlalu memiliki perbedaan mencolok. Meskipun tetap ada beberapa aspek yang membedakannya. Pertama, perbedaan muncul dari cara mutasi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, mutasi varian Omicron jauh lebih banyak dibanding varian Delta. Bahkan sejumlah penelitian menyebut, varian Omicron memiliki 50 mutasi. Sementara varian Delta, hingga November 2021, hanya memiliki 22 mutasi.
Keduanya juga berbeda jika ditinjau dari kasus kematian akibat infeksi virus tersebut. Varian Delta, sebagai pendahulu, telah melaporkan banyak kasus kematian. Hal ini berbeda dari varian Omicron, di mana WHO melaporkan; hingga artikel ini dipublikasikan, belum ada kematian yang dilaporkan akibat varian Omicron.
Namun jangan kendur dulu, varian Omicron telah terbukti menyebar jauh lebih cepat dibandingkan varian Delta. Bahkan WHO menyebutkan, kalau kecepatan penyebaran Omicron belum pernah terjadi pada varian-varian COVID-19 lain.
Jadi, kita harus tetap ekstra waspada dan hati-hati saat menjalankan aktivitas di luar ruang. Jangan lupa untuk tetap lindungi diri dengan protokol kesehatan yang ketat.
Gejala Varian Omicron
Tidak meninggalkan identitas COVID-19, gejala varian Omicron kurang lebih sama dengan varian COVID-19 lainnya. Namun, ada gejala khas yang dialami penderita varian ini. Berikut di antaranya:
1. Sakit kepala
Para penderita varian Omicron mayoritas mengeluhkan sakit kepala sebagai gejala utamanya. Jenis sakit kepala yang dialami penderita Omicron cenderung nyeri sedang hingga ke berat.
Kepala juga terasa berdenyut, menekan, dan menusuk. Parahnya, gejala ini bisa terjadi di kedua sisi kepala, lo! Biasanya sakit kepala akibat varian amicron berlangsung lebih dari tiga hari, dan cenderung sulit dihilangkan meski sudah mengonsumsi obat penghilang rasa sakit.
2. Sakit tenggorokan
Sakit tenggorokan pada penderita COVID-19 biasanya cenderung lebih ringan, dan berlangsung tak lebih dari 5 hari. Begitupun bagi penderita COVID-19 varian Omicron sangat sering mengeluhkan gejala yang satu ini.
Biasanya efek sakit tenggorokan akibat varian Omicorn lebih banyak menyerang orang dewasa. Namun gejala sakit tenggorokan pada penderita Oomricon tidak lebih dari 5 hari.
3. Batuk terus-menerus
Batuk terus-menerus merupakan gejala COVID-19 yang paling sering terjadi. Gejala satu ini juga dialami oleh pasien varian Omicron. Ciri-ciri batuk akibat COVID-19 adalah batuk yang terjadi berkali-kali dalam sehari. Adapun tipe batuknya adalah kering, dan jarang berdahak. Biasanya gejala varian Omicron akan berlangsung selama 4-5 hari.
Baca Juga: 8 Obat Alami Meredakan Batuk Kering agar Cepat Sembuh
4. Kelelahan
Dalam kasus yang satu ini, gejala Omicron hampir mirip dengan varian-varian lainnya. Omicron dapat menyebabkan kelelahan yang ekstrem pada penderitanya. Seseorang yang terpapar varian Omicron hanya memiliki energi yang rendah, dan rasanya selelu ingin beristirahat.
Namun kelelahan berat ini juga bisa jadi penanda penyakit lainnya. Jadi jangan buru-buru melakukan self diagnose, dan sebaiknya lakukan PCR saja jika tanda kelelahan terjadi.
5. Keringat malam
Ini salah satu gejala yang menjadi pembeda Omicron dengan varian lainnya. Dokter Umum Unben Pillay dari Departemen Kesehatan Afrika Selatan, menyarankan agar keringat malam dimasukkan dalam gejala varian Omicron.
Sebab, keringat malam akibat Omicron muncul dalam jumlah yang sangat banyak, sehingga pakaian dan tempat tidur menjadi basah. Gejala Omicron ini bisa terjadi meskipun suhu ruangan sedang sejuk. Jadi jangan sepelekan keringat malam tanpa sebab, ya.
Meski sampai saat ini varian Omicron tidak menimbulkan efek separah varian Delta, namun kita diimbau untuk tetap waspada. Karena varian virus COVID-19 ini punya kecepatan menular lebih cepat dibandingkan varian Delta.
Jadi, jangan lupa untuk tetap menjaga protokol kesehatan karena virus COVID-19 masih di sekitar kita.
Baca Juga: Efektivitas Setiap Jenis Masker untuk Cegah COVID-19