Sebagai keluarga baru, Mama Papa harus mulai menyusun perencanaan keuangan dari sekarang. Tujuannya agar kita bisa memenuhi seluruh kebutuhan bulanan, hingga mencapai tujuan finansial keluarga. Begini menyusun perencanaan keuangan keluarga baru yang benar!
Berbeda dengan saat masih single, mengatur keuangan setelah menikah dan berkeluarga akan sedikit lebih “rumit”. Karena ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan, agar semua kebutuhan seluruh anggota keluarga dapat terpenuhi. Itulah mengapa, Mama Papa perlu menyusun perencanaan keuangan keluarga baru sejak dini.
Bukan hal yang berlebihan, kok. Justru, menyusun perencanaan keuangan sejak dini bertujuan agar kita bisa memenuhi seluruh kebutuhan harian keluarga. Selain itu, menyusun perencanaan keuangan juga mempermudah Mama Papa untuk menabung dan mencapai tujuan finansial keluarga.
Tapi, yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana cara menyusun perencanaan keluarga baru yang benar? Lalu, harus dimulai dari mana agar seluruh rencana keuangan keluarga dapat tersusun dengan baik?
Supaya tidak bingung lagi, begini tahapan menyusun perencanaan keuangan keluarga baru yang perlu Mama Papa catat:
1. Tentukan tujuan keuangan
Tahap menyusun perencanaan keuangan yang pertama adalah menentukan tujuan keuangan keluarga. Coba tanyakan pada diri sendiri dan pasangan: apa tujuan keuangan jangka pendek, menengah, dan jangka panjang kia bersama keluarga?
Memang terlihat sederhana, namun dengan adanya mimpi dan tujuan akan membantu Mama Papa untuk keep on track. Secara tidak langsung, kita “dipaksa” menabung dan mengatur keuangan dengan bijak. Supaya mencapai seluruh tujuan keuangan sesuai dengan periode waktu yang ditargetkan.
2. Hitung seluruh pendapatan
Setelah menentukan tujuan keuangan, tahap perencanaan keuangan keluarga selanjutnya adalah menghitung seluruh pendapatan.
Tujuannya, agar kita bisa mengalokasikan gaji dengan bijak, sehingga seluruh kebutuhan bulanan dapat terpenuhi. Baik untuk kebutuhan pokok, kebutuhan untuk jalan-jalan dan bermain, serta menyisihkan uang untuk ditabung dan investasi.
3. Kesepakatan membagi pengeluaran
Selanjutnya, pastikan Mama Papa mulai membuat kesepakatan dalam membagi pengeluaran bulanan. Meskipun terlihat sepele, namun kesepakatan ini berfungsi agar kita dan pasangan tidak saling lepas tanggung jawab.
Ada banyak metode membagi pengeluaran bulan bersama pasangan yang bisa dipilih. Contoh, 100% kebutuhan pokok, bermain, tabungan, dan cicilan dibayarkan oleh Papa, dan uang Mama sepenuhnya untuk diri sendiri.
Namun, bisa juga kita membagi pengeluaran sama rata atau 50:50. Jadi, antara Mama dan Papa bisa sama-sama membayar biaya bulanan kebutuhan keluarga. Intinya, diskusikan dengan pasangan terkait pembagian pengeluaran agar tidak saling salah paham.
4. Catat pengeluaran dan pemasukan secara detail
Meski terkesan merepotkan, namun mencatat seluruh pemasukan dan pengeluaran termasuk dalam tahapan perencanaan keuangan keluarga yang sangat penting, lo! Tujuannya agar kita bisa mengatur uang dengan bijak, menentukan skala prioritas, dan mencegah kebocoran cash flow setiap bulannya.
Tidak harus membuat buku keuangan untuk mencatat pengeluaran dan pemasukan secara manual. Kita bisa menggunakan aplikasi manajemen keuangan untuk mencatat cash flow secara rutin.
5. Kelola utang dengan bijak
Mama Papa, berutang itu boleh saja. Asalkan, kita bisa menggunakan utang dengan bijak. Lalu, pastikan utang yang diambil termasuk dalam utang sehat.
Utang sehat adalah jenis utang digunakan untuk kegiatan yang produktif. Seperti menambah modal usaha, pembelian aset konsumsi dengan jangka waktu di atas 5 tahun, dan tidak untuk memenuhi gaya hidup.
Kemudian, pastikan jumlah cicilan utang yang harus dibayarkan setiap bulan tidak lebih dari 30% pemasukan bulanan. Apabila pendapatan bulanan Mama Papa setiap bulan adalah Rp30 juta. Maka, jumlah cicilan utang yang harus dibayarkan tidak boleh lebih dari Rp9 juta/bulan.
6. Siapkan dana darurat
Dana darurat berfungsi sebagai pegangan apabila ada hal darurat dan tak terduga menimpa keluarga. Sehingga, kita tidak perlu repot mencairkan aset investasi atau berutang untuk memenuhi biaya hidup saat keadaan darurat tersebut.
Saat masih single, kita disarankan untuk memiliki minimal 3-6 kali pengeluaran bulanan sebagai dana darurat. Sedangkan, saat sudah berkeluarga, disarankan memiliki minimal 12 kali dari pengeluaran bulanan sebagai dana darurat.
Supaya tidak terasa berat, kita bisa mencicil dana darurat dari sekarang. Sisihkan minimal 10% dari pemasukan bulanan untuk mempersiapkan dana darurat, ya, Mama Papa!
Baca Juga: 4 Tempat Terbaik untuk Menyimpan Dana Darurat
7. Mulai investasi
Tahapan perencanaan keuangan keluarga baru berikutnya adalah memulai investasi. Mulai investasi sejak dini bermanfaat untuk menjaga aset dari inflasi, mempersiapkan masa depan, dan mencapai financial freedom.
Jangan menunda investasi karena tidak ada modal. Karena saat ini kita bisa berinvestasi mulai dari Rp100.000 saja, lo! Untuk penjelasan lengkap tentang investasi dari Rp100.000, Mama Papa bisa baca artikel: Investasi Modal kecil Tapi Untung Besar.
8. Evaluasi keuangan bersama pasangan
Setelah melakukan beberapa langkah di atas, satu tahapan dalam menyusun perencanaan keuangan keluarga yang tak kalah penting adalah evaluasi.
Melakukan evaluasi setiap bulan berfungsi untuk memantau ada tidaknya pembengkakan pada pengeluaran setiap bulan. Dengan begitu, pengeluaran bulanan akan selalu terkontrol, dan kondisi keuangan selalu sehat, deh!
Nah, itulah beberapa tahapan perencanaan keuangan keluarga baru yang perlu dilakukan. Yuk, mulai susun rencana keuangan keluarga dari sekarang!
Baca Juga: Tips Mengatur Keuangan Gaji 2 Juta, Tetap Bisa Investasi!