Diversifikasi adalah hal penting yang harus dilakukan saat berinvestasi. Melakukan diversifikasi bertujuan untuk meminimalkan risiko kerugian agar mendapatkan keuntungan maksimal. Lantas, bagaimana cara melakukan diversifikasi investasi yang tepat?
Ada beberapa investor yang hanya fokus meletakkan seluruh modal pada instrumen investasi berisiko tinggi. Alasannya karena investasi berisiko tinggi memberikan return atau keuntungan yang besar. Faktanya, justru seharusnya kita melakukan diversifikasi investasi agar mendapatkan keuntungan investasi lebih besar.
Don’t put your eggs in one basket adalah istilah yang paling sesuai menggambarkan pentingnya diversifikasi investasi. Singkatnya, diversifikasi investasi adalah cara mengurangi risiko dalam investasi agar mendapatkan keuntungan maksimal.
Dengan kata lain, kita tidak boleh meletakkan semua modal investasi (digambarkan sebagai eggs) ke dalam satu instrumen investasi (basket). Jika “basket” jatuh, besar kemungkinan seluruh “eggs” pecah; nilainya turun. Sehingga, kita akan mengalami kerugian saat berinvestasi.
Selain itu, masih ada beberapa alasan pentingnya melakukan diversifikasi investasi yang harus calon investor pahami, di antaranya:
Nilai aset stabil
Sudah disinggung di awal, diversifikasi bermanfaat untuk meminimalkan risiko kerugian. Seperti yang kita tahu, diversifikasi mengharuskan kita membagi modal investasi ke berbagai tempat. Bukan hanya di saham, kita bisa membaginya ke obligasi maupun reksadana.
Apabila nilai saham turun drastis, aset akan tetap “aman” berkat nilai investasi di obligasi maupun reksadana yang tetap bertahan atau bahkan naik. Dengan begitu, nilai aset akan lebih stabil dan rencana investasi berjalan lebih lancar.
Mengurangi risiko fluktuasi harga
Kalau berinvestasi di instrumen berisiko tinggi, pastinya sudah cukup familier dengan kondisi harga yang fluktuatif. Kabar baiknya, diversifikasi investasi dapat mengurangi risiko fluktuasi harga saat investasi.
Misalnya saat berinvestasi saham, ada beberapa kondisi yang menyebabkan portofolio menjadi hijau segar. Namun, tidak menutup kemungkinan portofolio menjadi merah selama beberapa hari. Jika kita tidak punya “wadah” lain, besar kemungkinan kita akan mengalami kerugian investasi akibat portofolio yang memerah.
Untungnya, diversifikasi investasi dapat mengurangi risiko fluktuasi harga tersebut. Apabila harga saham menurun, risiko investasi menjadi lebih minim karena diselamatkan “wadah” lainnya yang lebih stabil dan menguntungkan.
Baca Juga: Bahaya! Ini Cara Investasi yang Salah dan Bikin Rugi
Keuntungan lebih besar
Terakhir, melakukan diversifikasi investasi juga bermanfaat untuk mendapatkan keuntungan lebih besar. Masih berkaitan dengan poin sebelumnya, keuntungan ini didapatkan berkat bantuan instrumen investasi lain yang saling melengkapi.
Meskipun harga saham sedang turun, nilai yang dimiliki dapat diselamatkan instrumen investasi lainnya. Dengan kata lain, kita tetap bisa mendapatkan keuntungan lebih banyak, dibandingkan dengan investor yang meletakkan seluruh dana di dalam satu keranjang yang sama.
Cara Melakukan Diversifikasi Investasi yang Benar
Sekarang Mama Papa sudah tahu apa pentingnya melakukan diversifikasi investasi, bukan? Lantas, bagaimana cara melakukan diversifikasi investasi yang benar agar untung maksimal?
1. Kenali profil risiko investasi
Sebelum memulai diversifikasi, pastikan Mama Papa sudah mengenali profil risiko investasi. Profil risiko investasi dibagi menjadi tiga tipe, yaitu konservatif, moderat, dan agresif.
Setiap orang memiliki profil risiko dan karakter berinvestasi yang berbeda-beda. Supaya tidak salah langkah, Mama Papa bisa mengenali profil risiko investasi di sini.
2. Tentukan tujuan investasi
Sambil mencari tahu profil risiko investasi, Mama Papa juga harus menentukan tujuan investasi. Hal ini bertujuan agar kita bisa memilih instrumen investasi yang tepat, dan sesuai dengan tujuan keuangan kita. Selain itu, cara ini juga akan membantu Mama Papa mencapai tujuan investasi tepat waktu.
Baca Juga: 4 Jenis Investasi Jangka Panjang Terbaik, Banyak Cuannya!
3. Memilih instrumen investasi yang tepat
Selanjutnya adalah memilih instrumen investasi yang tepat. Kita harus ingat: semakin tinggi keuntungan yang diberikan, maka semakin besar pula risiko yang menanti. Itulah mengapa kita harus memilih instrumen yang tepat sesuai tujuan investasi.
Contoh, tujuan investasi adalah mempersiapkan dana pensiun sekitar 15 tahun lagi. Karena termasuk investasi jangka panjang, maka saham bisa menjadi salah satu instrumen yang bisa dipilih.
Sementara itu, untuk diversifikasi bisa mengambil instrumen investasi yang lebih minim risiko tapi tetap menguntungkan. Seperti reksadana atau obligasi. Dengan begitu, kita bisa meminimalkan kerugian dan mendapatkan keuntungan maksimal saat berinvestasi.
4. Rutin melakukan penyesuaian
Saat diversifikasi investasi, pastikan tidak lupa untuk rutin melakukan penyesuaian atau rebalancing. Misal, saat ini Mama Papa membagi dana investasi menjadi 50% saham dan 50% reksadana.
Apabila saat ini harga saham memiliki performa yang baik, maka Mama Papa bisa menambah bobot saham menjadi 60% dan reksadana 40%. Jika nilai saham menurun, kita bisa mengurangi bobot saham atau tetap dengan proporsi 50:50 seperti di awal.
Itulah penjelasan singkat tentang pentingnya melakukan diversifikasi investasi yang harus Mama Papa pahami mulai sekarang. Yuk, mulai bagi investasi yang kita miliki ke dalam beberapa wadah, biar makin cuan!
Baca Juga: Portofolio Investasi: Penjelasan dan Tips Mengaturnya