Pernah bekerja sampai lupa waktu? Hati-hati! Bisa jadi ini gejala hustle culture, yakni orang yang terlalu bekerja keras namun kerap memaksakan diri untuk mencapai kekayaan, kesuksesan dengan cepat. Parahnya, ada banyak dampak buruk hustle culture bagi kesehatan mental kita, lo!
Saat ini fenomena hustle culture sedang menjadi perbincangan hangat di kalangan milenial yang bekerja berlebihan. Sebenarnya, mengejar kesuksesan di usia muda itu bagus. Akan tetapi, dampak hustle culture baru akan terasa di masa mendatang!
Hustle culture adalah budaya yang mendorong seseorang bekerja lebih dari jam normal. Budaya ini menuntut kita menyelesaikan pekerjaan sesuai target, dengan ritme yang cepat. Sampai-sampai, tidak peduli lagi sama kesehatan mental dan fisik.
Saat ini, banyak anak muda membagikan kesibukannya di media sosial. Seakan anak muda zaman sekarang bekerja tak kenal waktu. Kalau budaya ini terus dinormalisasi, bisa dianggap pencapaian yang perlu diapresiasi.
Parahnya, ada banyak dampak buruk hustle culture yang dapat membahayakan diri kita, lo! Berikut penjelasan detailnya:
Mudah sakit
Girls, dampak hustle culture bisa meningkatkan risiko terserang berbagai penyakit. Orang yang jam kerjanya lebih dari 50 jam dalam satu minggu, berisiko terkena penyakit kardiovaskular.
Hal ini disebabkan kerja tanpa mengenal waktu dapat meningkatkan tekanan darah, dan meningkatkan detak jantung. Akibatnya, kita berisiko terkena jantung, strok, dan resistensi insulin.
Baca juga : 6 Tanda Lingkungan Kerja Tidak Sehat, Susah Berkembang!
Kurangnya work life balance
Banyak hustler tidak sadar, kalau dampak hustle culture bisa menurunkan work life balance. Padahal, kita memiliki pasangan, keluarga, atau teman-teman yang perlu kita kunjungi. Akibatnya, kita semakin jauh dengan orang-orang, bahkan seakan kurang menyayangi diri sendiri.
Sering mengeluh
Seorang yang menjalani hustle culture kerap menganggap kehidupan orang lain seperti pencapaian yang harus dikejar. Seolah merasa tertinggal dari teman seumuran, jadi merasa harus bekerja keras. Akibatnya, kondisi ini bisa membuat seseorang sering mengeluh karena merasa kurang sukses; jika dibandingkan dengan orang tersebut.
Baca juga : 5 Cara Mengelola Stres Akibat Pekerjaan Menumpuk
Gangguan mental
Saat kita bekerja tanpa mengenal waktu, tubuh lebih banyak mendapat tekanan dan kecemasan. Akibatnya, kita bisa mengalami gangguan mental yang serius. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), stres berkepanjangan bisa mengakibatkan burn out, atau kondisi mental yang mengakibatkan seseorang mudah pesimis.
Lingkungan kerja toxic
Girls, hustle culture akan menimbulkan tekanan dalam bekerja secara terus-menerus untuk melebihi rekan kerja lain. Ternyata, sistem kerja seperti ini bisa mengakibatkan lingkungan yang toxic, lo!
Percaya atau tidak, setiap pekerja berambisi mencapai goals, maka berpeluang terjadi kompetisi yang tidak sehat. Bahkan, hustler yang kejam, bisa melakukan berbagai cara demi kepentingan pribadi, lo! Makanya, kita harus hati-hati, ya!
Mengabaikan kualitas
Ketika mental dan fisik dipaksa untuk bekerja sepanjang hari, pasti akan memengaruhi kualitas kerja. Dampak hustle culture satu ini dapat mendorong kita hanya fokus mengejar kuantitas, tanpa memedulikan kualitas. Jadinya, semua pekerjaan hanya selesai dengan jumlah yang banyak, tapi kualitasnya buruk!
Itulah beberapa dampak buruk hustle culture yang harus kita antisipasi. Sebenarnya, kalau kita mau bekerja keras tidak apa-apa, kok. Asalkan, tetap memerhatikan diri sendiri dan orang lain, ya!