Bukan hal sepele, dehidrasi pada anak dapat membahayakan kesehatan si kecil. Sebelum terlambat, kenali beberapa tanda anak dehidrasi di bawah ini. Yuk, cegah sebelum terlambat!
Tidak sedikit orangtua kurang paham tanda anak dehidrasi. Padahal, masalah dehidrasi pada anak bukanlah hal sepele. Hal ini disebabkan tingkat metabolisme anak masih cenderung tinggi, dan komposisi air lebih banyak. Sehingga, anak menjadi lebih rentan dehidrasi.
Dalam jangka panjang, jika masalah anak dehidrasi tidak segera ditangani akan membahayakan kesehatan si kecil. Beberapa masalah yang mungkin dihadapi anak, antara lain menurunkan performa fisik dan kognitif anak, mengganggu fungsi saluran cerna, hingga fungsi ginjal dan jantung anak.
Bahaya sekali, bukan? Yuk, sebelum terlambat, coba kenali beberapa tanda anak mengalami dehidrasi di bawah ini:
Bibir anak kering
Salah satu tanda anak mengalami dehidrasi paling mudah dikenali adalah kondisi bibir kering dan pecah-pecah. Mama Papa juga bisa melihat selaput lendir anak dari kondisi mulutnya. Untuk tahap ringan, biasanya bagian dalam mulut anak masih terlihat lebih lembap. Sedangkan, apabila parah mulutnya terasa sangat kering.
Baca Juga: 5 Langkah Mudah Atasi Bibir Kering
Anak menjadi lebih rewel
Si kecil juga akan menjadi lebih rewel dari biasanya. Di tahap awal dehidrasi si kecil masih dalam keadaan sadar, dan mau minum untuk mengatasi rasa hausnya. Jika tidak segera ditangani, nantinya mereka akan menjadi rewel, gelisah, dan malas minum.
Parahnya lagi, si kecil akan menjadi mudah mengantuk, lemas, berkeringat, hingga kaki tangan yang dingin. Jangan dianggap sepele, karena ini dapat menyebabkan mereka kehilangan kesadaran, hingga koma.
Kondisi kulit yang menjadi kering
Bukan hanya bibirnya yang kering, kondisi kulit anak juga akan lebih kering dan kusam. Bahkan jika kita mencubit si kecil, kondisi kulit mereka tidak dapat kembali dengan cepat, malah bisa seperti kulit orang tua, karena elastisitasnya yang berkurang.
Baca Juga: Tips Merawat Kulit Bayi Agar Bersih dan Sehat
Cek kondisi mata si kecil
Mama Papa juga bisa mengecek dehidrasi atau tidak dari kondisi air matanya. Apabila mereka menangis dan mengeluarkan air mata, bisa dibilang dehidrasi yang dialaminya masih ringan. Sebaliknya, jika menangis, namun tanpa air mata, tentunya Mama Papa patut waspada.
Sebab, menangis tanpa mengeluarkan air mata jadi salah satu tanda anak telah mengalami dehidrasi berat.
Si kecil jarang buang air kecil
Karena jumlah cairan yang masuk sedikit, akan berpengaruh pada intensitas buang air kecil anak. Salah satu tanda anak mengalami dehidrasi bisa dikenali dari frekuensi buang air kecil yang menurun. Bahkan bisa saja anak tidak buang air kecil lebih dari 6-8 jam.
Tak hanya itu, Mama Papa juga bisa mengenali tanda dehidrasi si kecil dari warna urine. Biasanya, urine anak akan berwarna sangat kuning pekat dan lebih hangat dibandingkan biasanya.
Baca Juga: 5 Cara Jitu Mengatasi Anak Sering Ngompol di Malam Hari
Cek pola pernapasan anak
Selain dari beberapa cara sebelumnya, Mama Papa bisa memerhatikan pola pernapasan dan denyut nadi anak. Jika dehidrasinya masih cenderung ringan, biasanya pernapasan dan denyut nadinya masih normal atau sekitar 120 kali/menit.
Sebaliknya, jika pola pernapasan dan denyut nadi menjadi cepat tentunya sudah patut diwaspadai. Karena bisa saja ini menjadi salah satu tanda anak mengalami dehidrasi tingkat sedang.
Mengetahui Kebutuhan Cairan Anak
Nah, sekarang Mama Papa sudah tahu, kan, pentingnya memenuhi kebutuhan cairan si kecil? Tapi, bagaimana si takaran kebutuhan cairan anak?
Berbeda dengan orang dewasa, anak-anak pun juga memiliki kebutuhan minum airnya sendiri. Dijelaskan Kompas.com, menurut Dr. dr. Ariani Dewi Widodo, Sp.A (K), anak usia enam bulan membutuhkan 700ml air/hari. Sedangkan untuk anak usia 2-3 tahun membutuhkan sekitar 1.300ml air/perhari.
Mama Papa bisa memberikan susu atau memberikan buah dan sayur yang tinggi air, seperti semangka, timun, atau bayam. Mulai sekarang, mulai penuhi kebutuhan cairan anak agar terhindar dehidrasi, yuk!