Meski bukan penyakit berbahaya, namun mastitis menghambat ibu menyusui memberikan ASI eksklusif pada anak. Mama, perlu melakukan pencegahan agar terhindar dari mastitis.
Kata mastitis memang cukup akrab di telinga ibu menyusui. Mastitis adalah infeksi yang menyebabkan peradangan payudara pada ibu menyusui. Meski bukan penyakit menular, tapi kondisi ini dapat membuat ibu kesulitan menyusui.
Menurut data dari WHO, sekitar 10% ibu menyusui di dunia mengalami mastitis. Agar proses menyusui berjalan lebih lancar hingga akhir periode ASI eksklusif, sebaiknya Mama mengenali risiko mastitis ini, ya.
Penyebab Mastitis
Mama, biasanya mastitis terjadi pada 1-2 bulan awal menyusui atau pada saat menyapih. Penyebab mastitis pada ibu menyusui ini sangat beragam, antara lain:
1. ASI terhambat di saluran susu
ASI yang tidak mau keluar dapat menghambat saluran susu, dan menyebabkan mastitis pada ibu menyusui. Payudara yang terhambat dipicu berbagai hal, mulai dari stres hingga pemberian ASI yang tidak teratur.
2. Bakteri yang memasuki payudara
Mastitis dapat terjadi jika bakteri masuk payudara. Bakteri ini umumnya berasal dari mulut bayi, dan bisa memasuki saluran susu melalui celah luka di kulit puting. Kondisi ini sering terjadi jika kulit mengalami masalah, seperti eksim dan kulit payudara pecah-pecah.
3. Tidak langsung menyusui saat melahirkan
Dalam beberapa kondisi, orangtua menolak langsung memberikan ASI setelah melahirkan, entah karena lelah, atau merasa belum siap. Ternyata langkah tersebut justru kurang tepat, karena bisa menyebabkan mastitis.
4. Anemia
Ibu menyusui dengan riwayat anemia cenderung memiliki daya tahan tubuh yang lebih rendah. Hal ini menyebabkan turunnya kekebalan tubuh dalam menghadapi bakteri.
Baca Juga: Waspadai Anemia pada Ibu Hamil, Begini Cara Mencegahnya
Gejala Mastitis
Selain peradangan, ada beberapa gejala mastitis yang akan dirasakan oleh ibu menyusui. Berikut beberapa gejala tersebut:
- Pembesaran payudara.
- Demam.
- Payudara terasa nyeri.
- Gatal di jaringan payudara.
- Kemerahan.
- Muncul benjolan atau penebalan jaringan payudara.
- Adanya sensasi panas di payudara terus menerus atau saat menyusui saja.
- Mual dan muntah.
- Tubuh terasa lelah dan lemas.
Baca Juga: 6 Cara Melancarkan ASI agar Menyusui Tetap Lancar
Pencegahan Mastitis
Melihat tingginya risiko mastitis pada ibu menyusui, maka sebaiknya Mama melakukan pencegahan sedini mungkin. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah mastitis pada ibu menyusui, di antaranya:
1. Menyusui secara teratur
Tidak perlu menunggu si kecil menangis dan meminta susu terlebih dahulu, jika dirasa payudara sudah penuh segera susui si kecil, ya. Buat para working mom, siasati hal ini dengan melakukan pemompaan secara teratur. Buatlah jadwal khusus di tengah waktu kerja, agar tidak kelupaan untuk memompa.
2. Menyusui secara seimbang
Menyusui si kecil secara seimbang pada kedua payudara dapat menjadi cara mencegah mastitis. Karena mastitis kemungkinan besar muncul pada payudara yang sering terabaikan. Jika perlu catat setiap sesi menyusui agar kedua payudara bisa aktif, ya.
3. Kosongkan payudara
Agar terhindar dari mastitis Mama harus memastikan payudara selalu kosong. Caranya, jika si kecil merasa kenyang tetap pompalah payudara dan jadikan stok persediaan ASI. Pengosongan payudara yang sempurna dapat menghindari saluran payudara tersumbat.
4. Hindari mencuci payudara dengan sabun
Beberapa mitos yang beredar menyebutkan payudara harus dicuci dengan sabun setiap selesai menyusui. Ternyata anggapan ini kurang tepat. Sebab sabun dapat membuat kulit sekitar puting kering dan pecah-pecah, sehingga memudahkan bakteri masuk.
Cara yang tepat membersihkan payudara setelah menyusui adalah mengusapnya perlahan dengan handuk yang telah direndam dengan air hangat dan mengeringkannya.
Baca Juga: 4 Cara Ampuh Mengatasi Payudara Sakit Saat Menyusui