Untuk membantu mengidentifikasi gangguan pada sistem pencernaan kita harus mengenali dulu gejalanya. Berikut ini adalah tujuh jenis gangguan pada sistem pencernaan dan gejalanya yang patut kita waspadai.
Mama Papa, sistem pencernaan merupakan salah satu rangkaian kompleks dalam tubuh manusia. Sistem pencernaan melibatkan banyak organ penting, sejak makanan masuk ke mulut hingga sisanya keluar melalui anus. Saking pentingnya, saat ada gangguan pada sistem pencernaan akan menghambat kinerja tubuh.
Sebab, gangguan pada sistem pencernaan akan membuat proses penyerapan gizi jadi terhambat. Hal ini akan menyebabkan organ tubuh lain; yang tidak termasuk sistem pencernaan, juga akan ikutan kena imbasnya.
Untuk menghindari hal tersebut, Mama Papa perlu mewaspadai gangguan pada sistem pencernaan dan mengenali gejala-gejala yang menyertainya.
Berikut beberapa gangguan pada sistem pencernaan yang patut kita wasapadai:
1. Diare
Diare merupakan jenis gangguan pada sistem pencernaan yang bisa terjadi karena banyak faktor. Beberapa penyebab diare paling umum adalah keracunan makanan, alergi makanan, atau makan saat yang tidak tepat.
Seseorang bisa dikatakan diare jika buang air besar lebih dari 3 kali sehari, dengan tekstur feses encer. Diare biasanya juga disertai beberapa gejala lain, seperti rasa ingin BAB, sakit perut melilit, dan perut terasa tidak nyaman.
Meski bisa hilang dengan sendirinya, namun diare yang parah; atau terjadi pada anak-anak, harus segera ditangani oleh dokter.
2. GERD
GERD adalah penyakit pada sistem pencernaan yang ditandai dengan naiknya asam lambung menuju kerongkongan. Kalau tidak ditangani dengan segara, GERD bisa memicu iritasi pada lapisan dalam kerongkongan.
GERD memiliki gejala umum berupa kesulitan menelan, nyeri dada, rasa terbakar pada dada, kerongkongan seperti mengganjal, dan keluarnya makanan atau cairan asam saat sendawa. Kondisi ini tidak boleh disepelekan dan harus mendapatkan pertolongan medis, lo!
3. Sembelit
Sembelit atau konstipasi adalah gangguan pencernaan di mana seseorang buang air besar kurang dari tiga kali per minggu, dengan tekstur feses yang keras. Gangguan pencernaan ini terjadi karena beberapa hal, mulai dari kekurangan minum, tidak mengonsumsi makanan berserat, hingga pengaruh obat-obatan.
Karena feses keras, biasanya saat sembelit seseorang harus mengejan ketika buang air besar. Selain itu, ada juga gejala lain yang biasa juga dialami: merasa buang air besar tidak tuntas, dan ada penyumbatan pada area rektum.
4. Tukak Lambung
Tukak lambung adalah luka lepuh (semacam sariawan) yang terjadi pada dinding lambung. Penyebab gangguan pencernaan ini umumnya disebabkan infeksi bakteri Helicobacter pylori, atau penggunaan obat pereda nyeri dalam jangka panjang.
Gejala yang paling sering dialami penderita tukak lambung adalah rasa nyeri di ulu hati. Gejala lain yang bisa muncul akibat gangguan pencernaan ini meliputi: rasa begah di perut, mual, muntah, feses berwarna gelap, serta perubahan berat badan tanda penyebab yang jelas.
5. Wasir
Gangguan pencernaan satu ini bisa menyerang siapa saja. Namun sekitar 50% penderitanya berusia di atas 50 tahun. Wasir merupakan kondisi di mana pembuluh darah vena yang terletak di luar atau dalam saluran anus (rektum) mengalami pembengkakan.
Gejala utama wasir adalah nyeri pada area anus dan keluarnya darah saat buang air besar. Salah satu faktor yang paling sering menyebabkan wasir adalah kebiasaan mengejan terlalu keras, atau lama ketika buang air besar. Namun, penyakit satu ini bisa dicegah dengan makan banyak serat, minum cukup air, dan berolahraga.
6. Usus buntu
Usus buntu atau radang usus buntu merupakan penyakit pada sistem pencernaan yang ditandai dengan peradangan pada apendiks; usus buntu. Masalah ini terjadi karena usus buntu tersumbat tinja, benda asing, kanker, atau infeksi.
Radang usus buntu memiliki gejala berupa nyeri pada area pusar, mual dan muntah, demam, susah kentut, serta nyeri saat kencing. Masalah usus buntu perlu ditangani dengan bantuan medis secara operasi. Jika dibiarkan begitu saja, radang usus buntu justru bisa menyebabkan infeksi pada selaput rongga perut.
Baca Juga: Makanan Pedas Penyebab Usus Buntu? Fakta Atau Mitos?
7. Inflammatory Bowel disease (IBD)
IBD adalah kondisi ketika ada luka melepus kronis di saluran pencernaan, umumnya terjadi pada pada usus besar. Ada dua jenis penyakit yang digolongkan sebagai IBD, yakni penyakit Crohn dan kolitis ulseratif.
Seseorang yang mengalami IBD akan merasakan sakit perut, diare, feses berdarah, demam, kelelahan, penurunan berat badan, hingga kekurangan gizi. Masalah ini perlu penanganan medis untuk menyelesaikannya. Meski begitu hingga saat ini penyebab IBD belum dikethui secara pasti.
8. Irritable bowel syndrome (IBS)
IBS merupakan gangguan pencernaan kronis yang terjadi di usus besar. Penyebab dari IBS belum diketahui secara pasti, namun ada sejumlah faktor yang diyakini memicu IBS, yaitu kontraksi otot usus, peradangan, infeksi berat, hingga perubahan bakteri di usus.
IBS ditandai dengan nyeri atau kram perut, kembung, diare; atau justru sembelit, serta adanya lendir pada feses.
Itulah tujuh macam gangguan pencernaan yang umum terjadi. Karena setiap masalah pencernaan punya gejala cukup mirip, Mama Papa tidak disarankan untuk self diagnose. Tetap lakukan pemeriksaan kepada dokter untuk memastikan suatu penyakit, ya!