Cara Mengolah Daging Kurban agar Tidak Memicu Zat KarsinogenCara Mengolah Daging Kurban agar Tidak Memicu Zat KarsinogenCara Mengolah Daging Kurban agar Tidak Memicu Zat KarsinogenCara Mengolah Daging Kurban agar Tidak Memicu Zat Karsinogen
  • HOME
  • KESEHATAN
  • HUNIAN
  • ENTERTAINMENT
  • KEUANGAN
  • PSIKOLOGI
✕

Cara Mengolah Daging Kurban agar Tidak Memicu Zat Karsinogen

July 29, 2020
cara memanggang daging

Sumber: Shutterstock

Hari Raya Idul Adha akan datang dalam beberapa hari lagi. Hari Raya umat Islam ini identik dengan daging kurban. Nah, sebelum Idul Adha tiba, sebaiknya Anda memahami dengan benar cara mengolah daging kurban agar tidak memicu zat karsinogen.

Tidak terasa beberapa hari lagi umat Islam akan merayakan Hari Raya Idul Adha. Perayaan ini identik dengan menu serba daging kurban. Nah, salah satu cara mengolah daging kurban yang digemari masyarakat Indonesia adalah membuat sate, atau memanggangnya.

Biasanya daging diolah menjadi sate dengan bumbu kecap. Sayangnya, jika kita salah dalam cara mengolah daging kurban untuk disate akan memunculkan zat karsinogen yang berpotensi memicu terjadinya kanker.

Lalu bagaimana cara mengolah daging kurban yang benar agar mengurangi risiko tersebut?

Jangan terlalu lama memanggang

Penelitian cara mengolah daging kurban yang salah adalah memanggang daging dengan panas yang tinggi dan dalam tempo yang lama. Hal ini dapat memunculkan zat karsinogen heterosiklik amina (HCA) dan polycyclic aromatic hydrocarbon (PAH).

Kedua kandungan ini dipercaya dapat memicu tingginya risiko kanker jika dikonsumsi dalam intensitas sering. Nah, terlalu lama memanggang bukan berarti setengah matang, ya. Tidak terlalu matang dimaksudkan jangan sampai membakar daging terlalu lama, hingga muncul hangus pada daging.

Baca Juga: Tips Menyimpan Daging Sapi di Kulkas Agar Awet

Bersihkan lemak daging sebelum dipanggang

Lemak pada daging yang ikut terpanggang memang terasa lebih enak dan gurih. Namun untuk cara mengolah daging kurban yang baik sebaiknya Mama Papa menghilangkan bagian lemak ini terlebih dahulu sebelum memanggang.

Lemak yang ikut masuk ke dalam arang akan berisiko menimbulkan api menyala sehingga membakar daging. Nah, dengan membuang bagian lemak ini Mama Papa juga menurunkan tingkat pembentukan PAH, sehingga daging menjadi lebih aman dikonsumsi dan mengurangi risiko timbulnya racun.

Marinasi daging sebelum dipanggang

Cara untuk menurunkan kadar PAH dan HCA berikutnya dengan memarinasi daging. Sebaiknya Mama Papa melakukan marinasi daging lebih dari 30 menit sebelum dipanggang, untuk mengurangi risiko bahaya.

Bahan-bahan bumbu marinasi juga beragam. Mama Papa bisa menyesuaikan dengan selera keluarga. Beberapa bumbu yang bercitarasa tinggi, di antaranya bawang putih, mustard, perasan jeruk nipis, mint, rosemary, oregano, atau nanas.

Setelah daging dilumuri bumbu marinasi Mama Papa bisa meletakkannya di lemari es. Cara mengolah daging kurban seperti ini untuk menurunkan kadar karsinogen dalam daging matang. Jika Mama Papa ingin tekstur daging kurban lebih empuk, gunakan cara ini.

Pangganglah daging dengan bara

Sebelum memulai memanggang, sebaiknya Mama Papa memastikan api mati terlebih dahulu. Setelah itu, bisa mengoleskan minyak zaitun agar daging yang dipanggang tidak menempel pada alat pemanggang.

Lakukan pembalikan daging lebih sering untuk menghindari daging hangus. Jika sudah matang, segera pindahkan daging dari panggangan. Cara memanggang ini dilakukan untuk mencegah risiko daging hangus dan menyebabkan pembentukan zat karsinogen lebih banyak.

Buang bagian yang gosong

Bagian yang gosong pada daging panggang atau sate memiliki cita rasa yang paling menggugah selera. Sayangnya, bagian hangus pada daging ini tidak baik bagi tubuh dan berisiko memicu kanker.

Maka setelah memanggang jangan buru-buru mengolesi daging dengan bumbu, namun buang terlebih dahulu bagian-bagian tersebut.

Cara memanggang daging kurban ini memang terkesan ribet, tapi hal ini semata-mata demi kesehatan kita di masa depan.

Baca Juga: Cara Memasak Daging Kambing, Dijamin Bau Prengus Hilang

Share
0
Laras
Laras

Related posts

Tanaman yang Hidup di Air

Daftar Tanaman yang Hidup di Air | Foto: Envato

October 21, 2024

6 Tanaman Hias yang Hidup di Air dan Cocok untuk Kolam Ikan


Read more
Cara mencuci emas

Cara Mencuci Emas | Foto: Freepik

January 24, 2024

Cara Mencuci Emas Perhiasan biar Kinclong Kembali


Read more
Axolotl hewan peliharaan unik

Hewan Peliharaan Unik | Foto: Envato

January 23, 2024

Hewan Peliharaan Unik dan Lucu, Mudah Dirawat!


Read more

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terbaru

  • Tanaman yang Hidup di Air0
    6 Tanaman Hias yang Hidup di Air dan Cocok untuk Kolam Ikan
    October 21, 2024
  • Investasi Reksadana Saham0
    Keuntungan Investasi Reksadana Saham untuk Jangka Panjang
    January 24, 2024
  • BAB bayi berwarna hijau0
    BAB Bayi Berwarna Hijau, Ternyata Ini Penyebabnya
    January 24, 2024
  • Shio beruntung 20240
    6 Shio Paling Beruntung di Tahun Naga Kayu 2024
    January 24, 2024
  • Cara mencuci emas0
    Cara Mencuci Emas Perhiasan biar Kinclong Kembali
    January 24, 2024
  • Kesehatan mental anak0
    Cara Menjaga Kesehatan Mental Anak, Ortu Wajib Tahu!
    January 23, 2024
  • Angka keberuntungan 20240
    Daftar Angka Keberuntungan Shio di Tahun Naga Kayu 2024
    January 23, 2024
  • Axolotl hewan peliharaan unik0
    Hewan Peliharaan Unik dan Lucu, Mudah Dirawat!
    January 23, 2024
  • Berat Badan Turun Drastis0
    Berat Badan Turun Drastis padahal Tidak Diet? Ini Penyebabnya
    January 22, 2024
  • Anak suka menolong0
    Cara Mengajarkan Anak Suka Menolong Sesama Sejak Dini
    January 19, 2024

Sekilas

Berkeluarga merupakan media informasi keluarga Indonesia. Kami meyuguhkan semua sisi kehidupan dalam keluarga.

Hubungi Kami

Gedung Kompas Gramedia
Palmerah Barat Lt.6
Jakarta

Follow Us

© 2020 Grid Story Factory | Kompas Gramedia
    Grid